Saturday, August 15, 2009

Mengimbangi dan Memenangkan Resiko Kebakaran

RENCANA INDUK KEBAKARAN
Mengimbangi kekuatan musuh yaitu api kebakaran untuk kemudian memenangi pertempurannya,
secara teknis dewasa ini sudah tidak menjadi sebuah persoalan yang sulit lagi, dalam arti teknologi
atau lebih spesifik lagi yaitu pengetahuan tentang proteksi kebakaran (Fire Protection/Fire Engineering)
telah menyediakan jawaban tentang bagaimana dan apa yang harus diperbuat untuk mengimbangi dan
memenangkan pertempuran melawan api kebakaran.
Manusia, faktor utama risiko.Yang menjadi masalah atau menjadi salah satu faktor risiko kebakaran
(fire risk) utama adalah justru manusia itu sendiri (bencana kebakaran hampir seluruhnya disebabkan
oleh ulah manusia/’man made disaster’). Bencana kebakaran, masih banyak yang
memandangnya bukan sebagai risiko yang dapat diminimasi, melainkan sebagai musibah. Juga masih
kuat anggapan bahwa biaya untuk proteksi terhadap bahaya kebakaran bukan biaya yang tergolong
sebagai biaya investasi yang dapat dikembalikan dalam waktu relative cepat, atau sikap
menggampangkan bahwa soal bencana kebakaran adalah soal nanti.
Luput dari perhatian publik Turunan dari pandangan dan anggapan tersebut di atas adalah pada
pengaruh atau dampak negatifnya dalam bentuk tidak bertumbuhnya bidang proteksi dan mitigasi
kebakaran diberbagai segi . Hal tersebut berkonsekuensi kepada semakin longgarnya penerimaan
terhadap resiko kebakaran, yang berlangsung tanpa mendapat perhatian dari publik. Segi-segi yang
luput dari perhatian publik tersebut antara lain; Penelitian - langkanya penelitian kebakaran dilakukan di
Indonesia, sementara penelitian kebakaran yang dilakukan pihak kepolisian dengan laboratorium
forensiknya hanya berkepentingan pada aspek pemidanaan/asuransi saja tanpa penyebarluasan hasil
penelitian seperti laiknya sebuah penelitian ilmiah, Pendidikan dan Pelatihan - langkanya training center
pencegegahan dan penanggulangan kebakaran, belum adanya sekolah kebakaran atau jurusan
pengetahuan proteksi kebakaran pada perguruan tinggi, Pendataan - belum adanya lembaga yang
khusus menangani statistik kebakaran nasional, Kualitas SDM - belum adanya standar kompetensi bagi
mereka yang beraktivitas di bidang proteksi kebakaran, Cost effective- penggunaan anggaran lebih
berat untuk memenuhi strategi reaktif pemadaman kebakaran sedangkan kegiatan pencegahan yang
agresif melalui edukasi publik, inspeksi bangunan dan penegakan hukum belum dipandang sebagai
kegiatan strategis yang perlu didukung oleh anggaran yang memadai, dan lain- lain.
Keterlibatan pemangku kepentingan/stakeholders Dalam konteks proteksi dan mitigasi kebakaran kota,
faktor manusia, khususnya pengambil kebijakan, instansi perangkat pelaksana kota terkait , penduduk
dan pengelola bangunan, secara negative adalah juga merupakan sebuah faktor risiko yang
berhubungan erat dengan kerentanan kota dari bahaya kebakaran. Dapat disimpulkan bahwa
kerentanan kebakaran kota akan meningkat apabila kota dan pemangku kepentingannya ‘tidak
berbuat banyak’ untuk hal proteksi dan mitigasi kebakaran.
Perencanaan. Jika ruang kota ingin dijadikan ruang yang menyejahterakan penduduknya, maka kota
dan pemangku kepentingannya tanpa kecuali harus mengupayakan proteksi dan mitigasi atau system
ketahanan terhadap risiko bencana kota yang sewaktu-waktu dapat terjadi secara konsisten dan
berjangka panjang. Jika bencana tersebut adalah bencana kebakaran, maka rencana untuk
menumbuhkan proteksi dan mitigasinya adalah sebuah keniscayaan. .
Gambaran kerentanan terhadap kebakaran berikut proteksi dan mitigasinya ke depan diperoleh
dengan membuat prediksi atau prakiraan tentang permasalahan kebakaran kelak berdasarkan
15/08/2009 jakartafire.org - Mengimbangi dan…

penyelidikan yang cermat atas permasalahan kebakaran kemarin (masa lalu) dan hari ini (sekarang).
Kajian masa lalu dikenal dengan ‘analisis data’ yang sangat tergantung pada ketersediaan data
yang baik. ‘Evaluasi’ adalah melihat kondisi yang tengah berlangsung (sekarang) yang
mensyaratkan kemampuan menguji situasi secara objektif. Proses memprakirakan kondisi yang akan
datang dan mempersiapkan pengimplementasiannya mensyaratkan adanya sebuah proses
perencanaan yang harus selalu diikuti/dimonitor. Hasil akhir dari proses perencanaan ini berupa sebuah
‘Rencana’ (Plan) dan ‘pengimplementasiannya’ yang akan menjadi tantangan bagi kota
untuk dapat memenuhinya.
Mengingat implementasi ‘rencana’, maka dalam prosesnya perlu ditetapkan loop umpan balik
(feedingback loop), agar dapat ditaksirnya keberlanjutan rencana dalam artian seberapa besar
rencana telah berkontribusi kepada suksesnya pencapaian tujuan. Selain itu loop umpan balik
merupakan cara untuk menyediakan data hasil kajian yang akan dikembalikan pada ‘rencana’
sehingga keberlanjutannya dapat terjaga meski terdapat hal yang perlu dirancang ulang (redesign).
Instansi perangkat kota yang menangani proteksi dan mitigasi kebakaran, perlu mengembangkan
beberapa rencana yang berkaitan dengan pencegahan dan pemadaman kebakaran. Rencana tersebut
harus spesifik, diarahkan oleh tujuan yang dinyatakan dengan jelas, dilaksanakan dalam waktu singkat
(satu s/d lima tahun), sepenuhnya direncanakan oleh pihak internal. Contohnya antara lain, rencana
program pelatihan, rencana penggantian apparatus, rencana revisi tanggap pertama dll. Perencanaan
instansi kebakaran tersebut harus mempertimbangkan perencanaan instansi lain misalnya perencanaan
tata-ruang, perencanaan oleh perusahaan air, penegakkan peraturan bangunan dsb.nya.
Perencanaan Induk Sebuah tipe perencanaan proteksi dan mitigasi kebakaran, dikenal dengan sebutan
‘Perencanaan Comprehensive’ atau ‘Perencanaan Induk’, ditujukan untuk keseluruhan
masalah proteksi kebakaran komunitas, baik pencegahan maupun pemadaman kebakaran, secara jelas
melibatkan instansi dan organisasi dari banyak komunitas, mungkin dari tingkat kecamatan, kota,
kabupaten, propinsi dan pemerintah pusat.
Perencanaan komprehensif adalah sebuah kebutuhan dari komunitas-komunitas untuk
mengintegrasikan semua komunitas dalam upaya pencegahan dan pemadaman kebakaran sekaligus
meningkatkan efisiensi dan ke-efektifan biaya atas kegiatan tersebut. Meningkatnya proteksi komunitas
terhadap kebakaran adalah tujuan dari perencanaan ini.Derajat keberhasilannya harus diukur dari
penjumlahan total biaya kebakaran (total cost of fire), tidak dari hanya sebuah sub-sistem.
Perencanaan komprehensif mempunyai tujuan (goals) yang jelas dinyatakan dan disertai dengan caracara
yang disepakati dalam pengukuran pencapaiannya. Setiap tujuan terdiri dari beberapa
sasaran(objectives). Sebuah taktik kemudian dirancang untuk pencapaian sasaran. Semua sasaran
menuju kepada penyelesaian strategi secara keseluruhan. Jika sasaran dan taktik direncanakan dalam
garis waktu, maka keseluruhan waktu yang diperlukan bagi sebuah rencana komprehensif akan
diketahui, dan jangka waktu pencapaian sasaran tampak jelas.
Proteksi kebakaran, hampir seluruhnya merupakan ‘a local responsibility’. Setiap komunitas
masing-masing mempunyai kondisi uniknya sendiri, oleh karena itu sebuah system proteksi kebakaran
yang berhasil di sebuah komunitas , jangan dipandang akan berhasil juga pada komunitas lainnya.
Untuk mencukupinya, system proteksi kebakaran harus menjawab setiap kondisi local/setempat ,
terutama pada perubahan kondisi. Perencanaan adalah kunci, tanpa perencanaan berbasis local,
system proteksi kebakaran akan tidak cocok bagi kebutuhan local dan tidak dapat diadaptasikan kepada
kebutuhan komunitas yang berubah. Perubahan peta zoning, akan mengubah kebutuhan proteksi
kebakaran. Sebuah area pemukiman padat yang diubah menjadi bangunan gedung tinggi apartment,
akan mengubah kebutuhan proteksi kebakaran pada area tersebut.
Menurut U.S.Fire Administration (lih; Fire Protection Handbook, edisi 18, NFPA) :
â€oePerencanaan induk adalah sebuah proses partisipatif yang menghasilkan penetapan sebuah
system pencegahan dan pengendalian kebakaran yang berorientasi pada tujuan, berjangka panjang,
komprehensif, menyajikan ‘known cost/loss performance’, menyesuaikannya dengan perubahan
kebutuhan komunitas secara menerus†. (kursif dari penulis).
15/08/2009 jakartafire.org - Mengimbangi dan…

â€oePerencanaan induk harus mempertimbangkan semua unsur komunitas …yang berkaitan dengan
unsur-unsur system pencegahan dan pengendalian kebakaran†.
â€oePerencanaan induk melibatkan semua pihak yang berkepentingan pada pengembangan sebuah
uraian jelas tentang hubungan cost/loss….â€
â€oePerencanaan induk membolehkan anda ….menganalisis pencegahan dan pengendalian kebakaran
secara sistemattik melalui prosedur akal-sehat (common sense procedure)…..â€
â€oePerencanaan induk mempunyai tiga tahapan: pra-perencanaan , perencanaan, dan implementasi.
Tahap pra-perencanaan mendapatkan komitmen-komitmen yang diperlukan, komite-komite, estimasi
dan jadual, dan persetujuan untuk lanjut (go-ahead approvals). Tahap perencanaan mengumpulkan
dan menganalisis data, membuat tujuan dan sasaran, menentukan sebuah tingkat layanan proteksi
kebakaran yang dapat diterima, mengidentifikasikan alternatif-alternatif, dan membangun rencana
(plan). Tahap implementasi tidak pernah berakhir, karena rencana terus berjalan (ongoing) dan selalu
direvisi dan dimutakhirkan. (Ekie Keristiawan)


Klik link dibawah ini untuk mendowload File pengetahuan di atas

download file tautan di atas