Monday, August 24, 2009

Mengenal 25 Nabi dan Rasul

Isi Halaman ini saya ambil dari http://al-quran.bahagia.us/, terima kasih.

Nabi Adam AS

Adam (berarti tanah, manusia, atau cokelat muda) atau Nabi Adam as sebagai manusia pertama, bersama dengan istrinya, Hawa.
Merekalah orang tua semua manusia di dunia.
Di dalam Al-Quran, nama Adam as, disebutkan 25 kali dalam 25 ayat.

Penciptaan Adam
Setelah Allah SWT. menciptakan bumi, langit, dan malaikat, Allah berkehendak untuk menciptakan makhluk lain yang nantinya akan dipercaya menghuni, mengisi, serta memelihara bumi tempat tinggalnya. Saat Allah mengabari para malaikat akan kehendak-Nya untuk menciptakan manusia, mereka khawatir makhluk tersebut nantinya akan membangkang terhadap ketentuan-Nya dan melakukan kerusakan di muka bumi. Berkatalah para malaikat kepada Allah:
"Mengapa engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" (Q.S. Al-Baqarah [2]:30)
Allah kemudian berfirman untuk menghilangkan keraguan para malaikat-Nya:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (Q.S. Al-Baqarah [2]:30)
Lalu diciptakanlah Adam oleh Allah dari segumpal tanah. Setelah disempurnakan bentuknya, maka ditiupkanlah roh ke dalamnya sehingga ia dapat bergerak dan menjadi manusia yang sempurna. Awalnya Nabi Adam a.s. ditempatkan di surga, tetapi terkena tipu daya iblis kemudian diturunkan ke bumi bersama istrinya karena mengingkari ketentuan Allah.
Adam diturunkan dibumi bukan karena mengingkari ketentuan, melainkan dari sejak akan diciptakan, Allah sudah menunjuk Adam sebagai khalifah di muka bumi. jadi meskipun tidak melanggar ketentuan (Allah) adam akan tetap diturunkan kebumi sebagai khalifah pertama.
Adam merupakan nabi dan juga manusia pertama yang bergelar khalifah Allah yang dimuliakan dan ditinggikan derajatnya. Ia diutus untuk memperingatkan anak cucunya agar menyembah Allah. Di antara sekian banyak anak cucunya, ada yang taat dan ada pula yang membangkang.




Nabi Idris AS

Nabi Idris adalah keturunan keenam dari Nabi Adam, putra dari Yarid bin Mihla'iel (Mahlail) bin Qinan (Qainan) bin Anusy bin Shiyth (Syits) bin Adam as. Nabi Idris as menjadi keturunan pertama yang diutus menjadi nabi setelah Adam.
Dalam agama Yahudi dan Nasrani, Idris dikenal dengan nama Henokh.
Nabi Idris dianugerahi kepandaian dalam berbagai disiplin ilmu, kemahiran, serta kemampuan untuk menciptakan alat-alat untuk mempermudah pekerjaan manusia, seperti pengenalan tulisan, matematika, astronomi, dan lain sebagainya. Menurut suatu kisah, terdapat suatu masa di mana kebanyakan manusia akan melupakan Allah sehingga Allah menghukum manusia dengan bentuk kemarau yang berkepanjangan. Nabi Idris pun turun tangan dan memohon kepada Allah untuk mengakhiri hukuman tersebut. Allah mengabulkan permohonan itu dan berakhirlah musim kemarau tersebut dengan ditandai turunnya hujan.
Idris dilahirkan di Mesir. Mereka menyebutnya dengan Hirmisal Haramisah, menurut Bahasa Suryani. Idris lahir di kota Manfis (Manaf). Ada yang mengatakan Idris dilahirkan di Babilonia dan Hijrah ke Mesir. Ketika melihat sungai Nil, dia berkata: "Babilonia". yang berarti, sungai seperti sungai kalian, sungai besar, sungai yang penuh berkah. Pada zamannya dibangun 188 kota, yang terkecil diantaranya adalah ar-Ruha.
Nabi Idris berdakwah untuk menegakkan agama Allah, mengajarkan tauhid, dan beribadah menyembah Allah serta memberi beberapa pendoman hidup bagi pengikutnya supaya selamat dari siksa dunia dan akhirat.
Nabi Idris dinyatakan dalam Al-Quran sebagai manusia pilihan Allah sehingga Dia mengangkatnya ke langit. Ibnu Abi Hatim dalam tafsirnya meriwayatkan bahwa Nabi Idris wafat saat beliau sedang berada di langit keempat ditemani oleh seorang malaikat.
Dakwah Nabi Idris
Allah berfirman, "Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Idris di dalam kitab (al-qur'an). Sesungguhnya dia seorang yang sangat mencintai kebenaran dan seorang nabi," (QS. Maryam [19]:56).
Para sejarawan kuno dan ahli sejarah para nabi mengatakan bahwa beliau adalah Idris bin Burd, ada juga yang berpendapat bin Yarid. Nama aslinya adalah Akhnukh. Latar belakang dinamakan Idris karena beliau sering membaca kitab dan shuhuf Nabi Adam serta Nabi Syits. Ibu beliau bernama Asyut. Beliau adalah orang pertama yang menulis dengan pena, menjahit pakaian, mengenakan pakaian berjahit, serta orang pertama yang mempelajari ilmu perbintangan dalam ilmu hutang.
Allah mengutus beliau kepada anak cucu Qabil dan mengangkatnya ke langit. Dalam sebuah hadits riwayat Anas bin Malik disebutkan dari Abu Dzar bahwa Rasulullah pada saat Mi'raj melihat Nabi Idris di langit ke empat. Nabi Idris berkata pada beliau, "Selamat wahai Nabi yang baik dan saudara yang baik pula." Nabi Muhammad lantas bertanya, " Siapakah dia, wahai Jibril?" Jibril menjawab, "Dia adalah Idris."
Disebutkan pula dalam Tarikh ath-Thabariy bahwasanya Burd melahirkan Akhnukh yaitu Idris dan Allah mengangkatnya (Akhnukh) sebagai nabi. Saat itu, Nabi Adam telah berusia 622 tahun dan telah menerima 30 suhuf.
Ada juga sebuah hadits tentang ini. Rasulullah bersabda, "Wahai Abu Dzar, ada empat rasul yang berbangsa Suryani, mereka adalah Adam, Syist, Nuh, dan Akhnukh…" Hingga ada pula yang mengatakan bhwa Nabi Idris diutus Allah pada masanya kepada seluruh penduduk bumi. Selain itu, Allah menghimpun ilmu orang-orang terdahulu padanya.
Di dalam Qashash al-Anbiya disebutkan bahwa para ahli berbeda pendapat mengenai lokasi Nabi Idris dilahirkan dan dibesarkan. Sebagian berpendapat, beliau dilahirkan di Mesir, tepatnya di Manaf (Memphis) dan mereka menamakannya dengan Harmas al-Haramisah. Sebagian ahli yang lain berpendapat bahwa beliau dilahirkan dan dibesarkan di Babylon. Dalam bahasa Suryani "Babil" berarti sungai. Nabi Idris lalu memerintahkan seluruh pengikutnya untuk berpindah ke Mesir.

download file Lengkapnya



Nabi Nuh As

Dakwah Nabi Nuh
Allah berfirman, "Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan, Dan dia turunkan bersama mereka kitab yang mengandung kebenaran untuk memberi keputusan diantara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan,(QS. Al-Baqarah [2]: 213).
Ibnu Abbas meriwayatkan tentang penafsiran ayat ini. Dia berkata, "Jarak waktu antara Nabi Nuh dan Nabi Adam adalah sepuluh abad. Mereka semua membawa syariat dari Allah lalu berpecah belah. Allah lantas mengutus para nabi sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan," Namun, setelah setan menggoda kaum Nuh untuk menyembah selain Allah, maka meluaslah perilaku syirik dan penyembahan berhala di kalangan anak manusia. Allah berfirman, "Mereka berkata, "Jangan sekali-kali kalian meninggalkan (penyembahan ) tuhan-tuhan kalian dan jangan pula sekali-kali kalian meninggalkan (penyembahan) Wadd, dan jangan pula Suwa, Yaghuts, Ya'uq, dan Nasr,'"(QS. Nuh [71]:23).
Nabi Nuh dibesarkan di daerah Irak, di kalangan masyarakat yang kufur dan sesat. Allah kemudian mengutus Nuh dengan risalahnya guna mengeluarkan mereka dari lumpur kesesatan dan kegelapan pemikiran menuju jalan petunjuk dan cahaya yang terang. Beliau adalah rasul pertama yang diutus di bumi seperti yang disebutkan di dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim tentang hadits syafaat dari Nabi Muhammad.
Kesesatan kaum Nabi Nuh merupakan kesesatan Akidah pertama yang terjadi di muka bumi. Penyebabnya adalah seperti yang telah disebutkan Ibnu ath-Thabari, "Pada mulanya kaum yang berada antara Nabi Adam dan Nabi Nuh adalah orang yang saleh. Mereka juga memiliki pengikut patuh. Namun, ketika para nabi dan orang-orang saleh meninggal, para pengikut tersebut berkata, 'Jika kita membuat gambar mereka, tentunya kita akan lebih gemar beribadah karena mengingat mereka.' Akhirnya, mereka membuat gambar para nabi dan orang-orang saleh tersebut".
Setelah pembuat gambar itu mati, datanglah kelompok lain yang telah dirasuki iblis seraya berkata, 'Mereka menyembah orang-orang saleh tersebut dan minta diturunkan hujan.'Lantas, setiap orang menyembah masing-masing berhala dan menjadikannya sembahan khusus. Setelah beberapa kurun, untuk lebih meyakinkan lagi, mereka pun menjadikan gambar-gambar tersebut sebagai patung-patung berjasad untuk disembah.
Kemudian mereka menyembahnya dengan beragam cara penyembahan. Hal seperti inilah yang kemudian tersebar pada banyak zaman ketika sejumlah pengikut seorang alim menggambar mereka. Mereka hanya akan merasa khusyu' jika menggambar sang guru dan meletakkan di hadapannya. Bahkan, mungkin saja setelah sang guru meninggal, mereka membuat patungnya dan meletakkan di hadapan mereka. Inilah awal dari bentuk penyembahan berhala dan patung.
Nabi Nuh telah menyeru umatnya ke jalan Allah selama 950 tahun. Allah berfirman, "Sesungguh, Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka dia tinggal bersama mereka selama seribu tahun kurang lima puluh tahun," (QS. Al-'ankabut[29]:14 ).
Beliau telah berdakwah siang dan malam secara sembunyi-sembunyi dan terang-terangan; berdakwah tanpa merasa bosan dan penat, menghadapi tulinya telinga dan kerasnya hati mereka. Hanya sedikit sekali yang beriman, sebagian besar lainnya tetap ingkar. Allah lalu mewahyukan kepada beliau, "Diwahyukan kepada Nuh, 'Ketahuilah, tidak akan beriman di antara kaummu, kecuali orang yang benar-benar beriman (saja), karena itu janganlah engkau bersedih hati tentang apa yang mereka perbuat," (QS. Hud [11]: 36).
Pada saat itulah, Nabi Nuh kemudian berdoa kepada Allah sabagaimana terekan dalam firman-Nya, "Nuh berkata, 'Ya Rabb, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi," (QS. Nuh [71]: 26).

download file Lengkapnya



Nabi Hud AS

Dakwah Nabi Hud
Kaum 'Ad tinggal di daerah al-Ahqaf, tepatnya diantara ar-Rub' al-Khali dan Hadramaut. Allah berfirman, "Ingatlah (Hud) saudara kamu 'Ad, yaitu ketika dia mengingatkan kaumnya tentang bukit-bukit pasir," (QS.al-Ahqaf [46]: 21).
Allah telah memberikan mereka tubuh besar dan kuat, sebagaimana terekam dalam firman-Nya, "Ingatlah ketika Dia menjadikan kalian sebagai khalifah-khalifah setelah kaum Nuh, dan Dia lebihkan kalian dalam kekuatan tubuh dan perawakan," (QS. Al-A'raf [7]: 69).
Kaum 'Ad adalah kabilah Arab yang tinggal di bagian selatan Jazirah Arab setelah kaum Nabi Nuh yang beriman selamat dari banjir dahsyat. Mereka lalu membangun rumah, perindustrian, dan memiliki peradaban maju yang belum pernah ada sebelumnya. Allah melukiskan kota mereka dalam firman-Nya, "Tidakkah engkau (Muhammad) memerhatikan bagaimana Rabbmu berbuat terhadap (kaum) 'Ad? (Yaitu) penduduk Iram (ibu kota kaum 'Ad) yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi, yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain,"(QS. Al-Fajr [89]: 6-8).
Para sejarawan menggambarkan secara detail kota ini dengan menyebutkan berbagai istana mereka yang begitu besar, megah, dihiasi batu-batu permata, dan dikelilingi pagar-pagar tinggi. Beragam nikmat dan kebaikan yang melimpah ruah ini selayaknya mereka syukuri. Akan tetapi, mereka justru tenggelam dalam kenikmatan-kenikmatan fisik dan kesenangan duniawi. Mereka lantas menyembah tiga berhala, yaitu Shada, Shamud, dan Haba.
Allah kemudian mengutus Nabi Hud untuk mengajak mereka ke jalan yang lurus setelah sebelumnya menyekutukan Allah. Mereka menyekutukan Allah tanpa didasari bukti nyata. Kaum 'Ad pun menyingkirkan syariat Allah dari kehidupan mereka. Allah berfirman, "(kaum) 'Ad telah mendustakan para rasul. Ketika saudara mereka Hud berkata kepada mereka, 'Mengapa kalian tidak bertakwa?Sungguh, aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepada kalian. Karena itu, bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan, aku tidak meminta imbalan kepada kalian atas ajakan itu; imbalanku hanyalah dari Rabb seluruh alam. Apakah kalian mendirikan istana-istana pada setiap tanah yang tinggi untuk kemegahan tanpa ditempati, dan kalian membuat benteng-benteng dengan harapan kalian hidup kekal? dan, apabila kalian menyiksa, maka kalian lakukan secara kejam dan bengis. Maka, bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan, tetaplah kalian bertakwa kepada-Nya yang telah menganugerahkan kepada kalian apa yang kalian ketahui.Dia (Allah) telah menganugerahkan kepada kalian hewan ternak, anak-anak, kebun-kebun, dan mata air," (QS. Asy-Syu'ara [26]: 123-134)
Nabi Hud mengajak kaumnya dengan cara yang baik, tetapi mereka justru menentang ajakan beliau. Allah berfirman, "Mereka berkata, 'Apakah kedatanganmu kepada kami agar kami hanya menyembah Allah saja dan meninggalkan apa yang biasa disembah oleh nenek moyang kami? Maka, buktikanlah ancamanmu kepada kami, jika kamu benar!' "(QS. Al-A'raf [7]: 70).
Ketika Hud menggunakan segala cara yang meyakinkan untuk memberi petunjuk kepada kaumnya, tanda-tanda kesombongan dari mereka pun mulai tampak dalam menentang ajaran beliau. Mereka berkata kepada beliau sebagaimana digambarkan dalam Al-Qur'an, "mereka menjawab, 'sama saja bagi kami, apakah engkau memberi nasihat. (Agama kami) ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang-orang terdahulu. Dan kami (sama sekali) tidak akan diadzhab,"(QS. Asy-Syu'ara' [26]: 136-138).

download file Lengkapnya